Hanoman : Biografi dan Hikmah Kelahirannya.

Anoman/Hanoman mempunyai nama lain. Nama lainnya tersebut yaitu Bambang Senggana, Bayu Putra (karena mempunyai kekuatan angin), Anjani Putra, Muruti, Kapiwara, Ramadayapati (karena pernah menjadi senapati Prabu Rama) dan Bayutanaya. Setelah menjadi resi di gunung Kendhalisada, ia mempunyai sebutan Mayangkara.

Hanoman adalah putra dari Dewi Anjani dan juga sebagai putra Batara Bayu serta juga putra angkat Batara Guru. Sedangkan Dewi Anjani adalah putri dari Resi Gotama dan Dewi Indradi. Ia mempunyai saudara-saudara yang mempunyai kekuatan angin, yaitu Bima, Begawan Maenaka, Liman Situbanda, Naga Kuwara, Garuda Mahambira dan Dewa Ruci.

Anoman mempunyai dua istri, yaitu Dewi Purwati (berputra Bambang Purwaganti) dan Dewi Urang Rayung (berputra Trigangga atau Trihangga).

Karakter

Walau pun Hanoman itu berwujud kera, tetapi ia berjiwa satria, selalu membela kebenaran, jujur, suka berbuat kebajikan, suka membantu yang kesusahan dan selalu setia pada titisan Wisnu yaitu Ramawijaya. Ia juga mempunyai usia yang sangat panjang. Ia hidup mulai pada jaman Pancawati, Prabu Rama sampai jaman Jayabaya Kerajaan Mamenang. Namun karena ia bosan hidup di dunia, ia meminta kepada dewa untuk mencabut nyawanya.

Hikmah Kisah Kelahiran Anoman

Cerita diawali pada saat Dewi Indradi mempunyai tiga orang putra, yaitu Guwarsi (Subali), Guwarsa (Sugriwa) dan Dewi Anjani. Dewi Anjani lebih disayang dan diberi Cupumanik Astagina. Hal itu membuat kedua saudaranya menjadi iri. Keduanya lalu meminta kepada ayahnya yaitu Resi Gaotama untuk memberikan hal yang sama pada mereka. Resi Gotama pun jadi heran karena Dewi Indradi mempunyai Cupumanik Astagina. Karena seharusnya itu hanya dimiliki oleh dewa matahari yaitu Sang Hyang Surya.

Ketika ditanya oleh suaminya, Dewi Indradi hanya diam. Resi Gotama bertanya tiga kali, tak satu pun dijawab. Maka Gotama pun marah, ia mengeluarkan kata-kata “bahwa yang diam itu hanya tugu”. Karena Resi Gotama orang sakti, seketika  Dewi Indradi pun berubah menjadi tugu.
Cupumanik Astagina yang menjadi rebutan itu, oleh Resi Gotama dilemparkan dengan disertai kutukan “siapa saja yang menemukan ini akan celaka !”. Ketiga anak Gotama itu berlari dan berlomba untuk mendapatkan Cupu itu tanpa menghiraukan kata-kata kutukan ayah mereka.

Cupu yang dilempar itu jatuh di Telaga Sumala. Subali dan Sugriwa masuk ke telaga itu, seketika mereka berubah wujud menjadi kera. Sedangkan Dewi Anjani hanya membasuh mukanya, maka wajahnya saja yang berubah menjadi kera.

Ketiganya merasa menyesal dan menghadap ayah mereka yaitu Resi Gotama untuk mendapatkan pengampunan. Kemudian ketiganya ditugaskan untuk bertapa. Guwarsi harus bertapa seperti kelelawar, Guwarsa harus bertapa seperti kijang, sedangkan Dewi Anjani harus berada di pinggir telaga dan tidak boleh makan apa pun kecuali makanan yang jatuh dari langit.

Saat itu Batara Guru sedang berkeliling dunia dan ia merasa kasihan pada Dewi Anjani. Lalu ia menjatuhkan daun sinom (daun asem yang masih muda). Daun sinom tersebut dimakan oleh Dewi Anjani yang mengakibatkan ia hamil dan melahirkan putra yang berwujud kera putih yang diberi nama Anoman/Hanoman.