Cerita Tokoh Wayang Cakil

Raksasa Cakil sering disebut juga Gendir Penjalin, Gendring Caluring, Eneng-eneng Kodheng, Klanthang Mimis dan Lantring Maya. Nama-nama tersebut mengandung makna halangan bagi orang yang akan menggapai cita-cita. Biasanya ia keluar memerangi dan menghalangi para ksatria yang akan melaksanakan tugas utama.

Cakil berupa raksasa kecil dan taring panjang ke atas. Ia sangat lincah dalam berperang meski pun tidak sakti. Ia bersemayam di tengah hutan. Ia memiliki prajurit raksasa seperti Buta Rambut  Geni, Buta Rambut Gimbal dan Buta Terong.

Cakil pasti akan mengikuti raja yang jahat atau menjadi Abdi Batari Abdi Durga (batara kejahatan). Buta Cakil senantiasa keluar dalam segala lakon wayang. Ia hadir menjadi penghalang juga sebagai perlambang iblis atau setan yang senantiasa menggoda atau menghalangi para ksatria yang akan mengemban tugas. Tetapi Cakil pada akhirnya selalu kalah.

Buta Cakil dibuat tahun 1552 saka atau tahun 1630 masehi. Ini ditandai oleh candra sengkala yang berbunyi ‘tangan yaksa satataning jalma’. Tangan:2, yaksa:5, satata:5, dan jalma:1. Urutan tahun tersebut dengan cara terbalik (bukan 2551 tetapi 1552). Ini berarti wayang Cakil dibuat pada zaman Sultan Agung yang memang mengembangkan budaya Jawa.