Biografi tokoh wayang Sinta. Sinta adalah titisan Batari Widawati. Ia diperistri oleh Ramawijaya dan berputra Lawa dan Kusa. Ada cerita yang mengatakan bahwa Shinta itu adalah putri Dasamuka. Karena Dasamuka telah berjanji jika anak yang dilahirkan oleh istrinya (Dewi Kanung) perempuan, maka akan ia peristri sendiri. Maka dari itu oleh Wibisana, bayi perempuan yang baru lahir itu dihanyutkan di sungai Silugangga, lalu ditemukan oleh Prabu Janaka dari Mantili dan diangkat sebagai anaknya.
Sinta menjadi istri Rama itu terjadi karena sayembara mengangkat dan menarik busur yang bernama Gendewa Matila, anugerah dari Hyang Girinata. Banyak yang mengikuti sayembara itu. Semua ksatria tak sanggup melakukannya. Hanya Rama lah yang kuat mengangkat dan menariknya lalu menggunakannya.
Setelah menjadi istri, Sinta harus mengikuti Rama dibuang ke hutan atas permintaan ibu tiri Rama yaitu Dewi Kekayi. Di tengah hutan ia diculik oleh Dasamuka yang menyamar menjadi resi pengemis tua dan dibawa ke Alengka. Di Negara Alengka Sinta selalu dapat menjaga diri dan kesuciannya.
Dasamuka selalu mencari titisan Dewi Widowati untuk diperistri, untuk itulah ia menculik Sinta.
Terjadilah perang antara Rama dan Dasamuka di Alengka. Setelah perang diakhiri dengan kemenangan Rama, Sinta ia uji kesetiaannya dengan dimasukan ke dalam api, karena Rama diganggu oleh rasa ragu kepada Sinta yang sudah satu tahun berada di tangan musuh.
Sinta adalah orang yang setia dan selalu menjaga kesuciannya, saat api membakar Sinta, yang terjadi malah terlihat sinar yang keluar dari tubuhnya dan kecantikannya semakin bertambah, wajahnya bercahaya layaknya sinar bulan purnama. Putri Mantili itu sungguh berparas elok tiada banding, beliau sungguh-sungguh putrid mustikaning bumi. Akhirnya Rama dan Sinta hidup rukun, damai, bahagia dan sejahtera.(**)
Sinta menjadi istri Rama itu terjadi karena sayembara mengangkat dan menarik busur yang bernama Gendewa Matila, anugerah dari Hyang Girinata. Banyak yang mengikuti sayembara itu. Semua ksatria tak sanggup melakukannya. Hanya Rama lah yang kuat mengangkat dan menariknya lalu menggunakannya.
Setelah menjadi istri, Sinta harus mengikuti Rama dibuang ke hutan atas permintaan ibu tiri Rama yaitu Dewi Kekayi. Di tengah hutan ia diculik oleh Dasamuka yang menyamar menjadi resi pengemis tua dan dibawa ke Alengka. Di Negara Alengka Sinta selalu dapat menjaga diri dan kesuciannya.
Dasamuka selalu mencari titisan Dewi Widowati untuk diperistri, untuk itulah ia menculik Sinta.
Terjadilah perang antara Rama dan Dasamuka di Alengka. Setelah perang diakhiri dengan kemenangan Rama, Sinta ia uji kesetiaannya dengan dimasukan ke dalam api, karena Rama diganggu oleh rasa ragu kepada Sinta yang sudah satu tahun berada di tangan musuh.
Sinta adalah orang yang setia dan selalu menjaga kesuciannya, saat api membakar Sinta, yang terjadi malah terlihat sinar yang keluar dari tubuhnya dan kecantikannya semakin bertambah, wajahnya bercahaya layaknya sinar bulan purnama. Putri Mantili itu sungguh berparas elok tiada banding, beliau sungguh-sungguh putrid mustikaning bumi. Akhirnya Rama dan Sinta hidup rukun, damai, bahagia dan sejahtera.(**)